The Beautiful Surrender
Dalam Kepasrahan Menemukan Keindahan Cahaya CintaNya
Buku ini ditulis oleh 16 orang penulis (Taufik Kamil | Gantilaning Ati | Indah Susiyowati | Hasmah Ema | Tara Bachtiar | Nisa Ans | Lizie Kamila | Yudiprima | Misiyah | Istiarini | Puspita Sari M Nur | Ageng C Wicaksono | Mei Widiati | Weni Setiawati | Fufy Niatilova) berkategori sebagai buku Antologi yang menghadirkan kisah nyata para penulisnya, sehingga setiap orang yang membaca dapat mengambil sebuah pembelajaran dari kisah yang ada dalam buku tersebut.
Sinopsis
Apakah kita memiliki sebuah ambisi yang terlalu tinggi? Sehingga kita dapat melupakan arti cinta, dirimu, dirinya dan semua dari kita berpelukan, bergandengan dan bersama untuk selalu bersandar kepadaNya. Jika kita dapat melapangkan hati untuk dapat menggenggam dengan hati tangan yang pernah dibenci, maka kenikmatan dan kebahagiaan akan dapat kita rasakan pada kedamaian sejati.
Kami menyadari bahwa buku yang berkaitan tentang cinta akan memberikan pandangan yang sempit hanya pada mencintai lawan jenis. Namun pernahkah berpikir untuk mencintai diri sendiri dan Tuhan?
Mencintai diri menerima apapun kondisi diri, melapangkan hati dengan bersikap rendah hati penyayang dan penuh kasih sayang? Seperti sifatNya Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Mencintai Tuhan hanya bersandar kepadaNya bukan pada yang lain. Ketika dihadapkan suatu masalah, ketika dihadapkan pada suatu persoalan maka Tuhanlah jawabannya.
Namun pertanyaannya muncul bagaimana cara Tuhan memberikan sebuah solusi kepada hambaNya? Maka buku ini hadir melalui jembatan kisah nyata dari seorang penulisnya yang memiliki pengalaman langsung terkait solusi Tuhan yang hadir pada kisah-kisah yang dikisahkan melalui tulisan ini.
Sang waktu, seperti yang tertulis dalam firmanNya “demi waktu” maka waktu akan selalu senantiasa berputar, seiring dengan lajunya waktu, perubahan demi perubahan akan terus terjadi dalam segala aspek di kehidupan yang kita jalani.
Pertanyaannya adalah bagaimana kita memanfaatkan waktu 24 jam sehari dengan baik? Memisahkan berdasarkan prioritasNya? Sang waktu menjawab melalui solusinya yang hadir dalam segela peristiwa yang dilalui oleh penulis bukan berarti untuk mengajarkan kita pada sesuatu yang baku melainkan dapat memberikan diri kita pandangan yang lebih luas ketika Tuhan memberikan solusi kepada hambaNya.
Ditinggalkan yang tercinta, sandarkan dan dekatkan itulah takdir cintaNya, diberikan cobaan yang bertubi-tubi terimalah dan akuilah ada kesalahan yang pernah kita lakukan hingga Tuhan ingin kita lebih dekat denganNya.
Cinta diartikan sebagai cahaya dunia maka sinarilah duniamu dengan cinta kasih Sang Semesta kelak DIA akan menuntunmu dalam kebenaran yang akan diberikanNya bukankah kita hambaNya diminta untuk berdoa “tunjukkanlah kami jalan yang lurus”.
Tapi kenapa kita tidak selalu bersandar dan dekat denganNya untuk itulah buku ini diracik dengan ramuan sederhana tanpa ampas, krispi, renyah dan gurih enak untuk disantap yang bernutrisi tinggi.
Baca dan praktekkan buku ini, maka setiap hal disegala aspek hidup kita akan berubah dengan kekuatan cintaNya. Orang-orang yang luarbiasa yang membuktikan ketulusan serta kesungguhan hati bahwa yang bercinta tidak akan membenci, sehingga pada waktu yang terburuk pun kita akan menemukan sisi baiknya untuk bangkit dari masalah yang dihadapinya.
Daftar Isi
- Anakku Syuhadaku (Taufik Kamil)
- Semalam di Lembah Klang (Gentilaning Ati)
- Ku Serahkan semua PadaMu (Indah Susiyowati)
- Menuju Muara CintaMu (Dyah Sulistyowati)
- Gas Full dengan Bismillah (Hasmah Ema)Hati yang Berbisik (Tara Bachtiar)
- Garis Waktu di Setiap Cerita (Nisa Ans)
- Titian Pelangi (Lizie Kamila)
- Negeri Kaukenhof – I’m In Love (Yudiprima)
- Kembali BersamaMu Kutemukan Rasaku (Misiyah)Sumarah
Karena CintaMu (Istiarini)
- Istikharah CintaKu (Puspita Sari M Nur)Malam Tadi Engkau Hadir tapi Aku Lupa Datang (Ageng C Wicaksono)
- Ya Fataah Ya Latif (Mei Widiati)
- Cinta Seribu Rasa (Weni Setiawati)
- Kacamataku Beda dengan KacamataMu (Fufy Niatilova)
Kelak karya mungil ini dapat mempersembahkan pahala jariah yang terus mengalir agar mempertebal tabungan pahala kami dikehidupan kelak.
Belajarlah dari masa lalu dan tataplah masa depan sehingga kita dapat lebih baik dari hari ke hari. Aamiinn Allahuma Aamiin
0 comments