Menjalankan Rencana Aksi Nyata
Dalam kesempatan kali ini saya ingin sharing pada Digital Magazine ini, tentang aplikasi NLP untuk menerapkan dalam menjalan aksi dari setiap rencana yang telah disusun.
Setiap praktisi NLP pasti akan mengalami fase yang paling sulit dalam hidupnya. Khususnya adalah untuk mereka yang sering kesulitan, bahkan tidak patuh, untuk menjalankan rencana aksinya, padahal Anda sudah menyusunnya.
Tahukah Anda kalau menurut penelitian yang ada di NLP Society bahwa para praktisi NLP di dunia, ada sekitar 60% praktisi NLP mereka yang memiliki perilaku seperti itu.
Mereka bisa merumuskan rencana-rencana perubahannya dan ketika saatnya untuk melaksanakan, akan ada saja alasan, halangan, rintangan, hambatan yang mengagalkan mereka untuk menjalankannya.
Semoga tentu saja hal ini tidak terjadi pada Anda ya ^_^ Kalau kita ambil hikmahnya, tipe praktisi yang seperti itu sebetulnya merupakan sumber pembelajaran untuk kita juga.
Jadi, apa yang dapat Anda pelajari ketika Anda benar-benar menerapkan ilmu NLP ini?
#1 Membuat Goalnya Sangat Penting
Mungkin sebagian orang hanya akan 'berpikir' goalnya sangat penting, namun dia 'tidak merasakannya' sebagai sesuatu yang penting-penting banget. Oleh karena itu, gali core value di dalam diri Anda sehingga apa yang Anda miliki bisa berkaitan dengam goalnya. Cek juga apa kerugiannya bila Anda tidak mencapainya dan apa keuntungannya bila Anda mencapainya.
Dimana dalam hal ini tentu saja, tidak semua PELATIHAN NLP dapat mengajarkan sedalam itu tentang core value kalau sudah sampai ke level ini, maka Anda akan bisa memiliki sumber motivasi diri yang sangat kuat.
#2 Memiliki Motivasi yang Kuat.
Untuk itu pastikan apakah rencana-rencana tsb sangat menarik bagi Anda untuk melakukannya. Apakah Anda termotivasi untuk melakukannya? Berapa besar level komitmennya? Gali tentang apa yang tidak memotivasinya. Dengan pendekatan yang tepat maka akan membuat hasil yang tepat pula, tentu saja hal ini asyik untuk dilakukan, kan ^_^
#3 Cek Lagi, Apakah Ada yang Dirugikan?
Pastikan juga apakah akan ada yang dirugikan bila Anda benar-benar melakukannya? Apalagi terhadap dirinya sendiri. Karena bila ada, sudah hampir pasti Anda tidak akan mau untuk melakukannya. Oleh karena itu, fasilitasi kita harus memikirkan apa antisipasinya.
#4 Rencananya terlalu abstrak
Banyak sekali praktisi NLP yang terhenti sampai di outcome belum pada perencanaan itu sebabnya kenapa banyak terhenti di tengah jalan. Bisa jadi Anda kurang detil merumuskan rencana aksinya. Anda kebingungan bagaimana melakukannya. Pastikan bahwa rencananya itu sangat SMART, bila perlu Anda mencacah atau break down rencananya itu menjadi beberapa langkah yang detil.
Ini juga sangat disayangkan, banyak sekali para Trainer NLP yang hanya mengajarkan definisi dari chunking tapi tidak benar-benar menerapkan kepada dirinya sendiri maupun oranglain.
#5 Memerlukan motivasi eksternal
Bila perlu, buat sebuah fasilitas untuk Anda undang orang terdekat yang apabila Anda tidak melakukan apa yang direncakan maka orang tersebut bisa menentukan apa hukumannya bila Anda gagal melakukan rencananya? Dan apa hadiahnya bila Anda berhasil melakukan rencananya? Ingat, hukuman dan hadiah musti dari Anda sendiri. Serta pastikan bahwa hukuman dan hadiah ini berkaitan dengan berhasil tidaknya Anda melakukan rencana tindakannya, bukan tentang Anda mencapai goal akhirnya atau tidak. Jadi disini perlunya penekanan fokus ke proses.
Namun bila kita sudah memastikan berbagai cara tsb, dan masih banyak orang yang tidak mematuhi rencananya sendiri, serta waktu Anda untuk membahas alasan-alasannya mulai menghabisi waktu pada hal-hal yang tidak penting, mungkin sudah saatnya kita melepaskan diri kita pada hasil akhir yang direncakan oleh Tuhan.
Sebagaimana yang Anda ketahui bahwa manusia boleh berencana tapi Tuhanlah yang menentukan...
Sekiranya dalam artikel memberikan manfaat untuk Anda segeralah bagikan link artikel ini kepada teman-teman Anda agar mereka mendapatkan manfaat yang sama dengan Anda.
Terima kasih, dari sahabatmu – Haikal Rusli
0 comments